Tall Girl Netflix : It’s Great Being A Tall Girl Actually

Credit : Netflix Tall Girl merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang memiliki masalah dengan tinggi ba...

Credit : Netflix
Tall Girl merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang gadis remaja yang memiliki masalah dengan tinggi badannya. Film ini diproduksi oleh Netflix dan rilis pada tahun 2019 yang lalu. Ceritanya sederhana and I couldn’t agree more about the main character’s issue. Di artikel ini aku akan review film Tall Girl Netflix dan opiniku sebagai cewek berpostur tinggi mengenai film ini. Aku tahu mungkin ini terlambat banget tapi better late than never, right? SPOILER ALERT! Yup, konten ini mengandung spoiler so, be ready ya storiesreaderTapi buat kamu yang gak suka dengan spoiler, just skip!

SINOPSIS FILM

Jodi adalah gadis remaja dengan tinggi 190 cm memiliki masalah pertumbuhan sedari kecil. Sebenarnya kehidupannya sama seperti kehidupan para remaja lainnya tapi karena tinggi badannya itu, ia mendapatkan julukan-julukan yang tidak mengenakkan seperti kaki jerapah, raksasa, dan setiap hari ia harus menghadapi orang-orang yang mengoloknya dengan pertanyaan, “how’s the weather up there?” - bagaimana cuaca di atas sana?

Hal itu membuat Jodi kehilangan rasa percaya dirinya dan merasa kehidupannya di sekolah tidak menyenangkan. Meskipun begitu, Jodi memiliki 2 sahabat yang selalu ada di sisinya yaitu Fareeda dan Jack Dunkleman yang punya ketertarikan dengannya. Hal ini membuat Jodi tidak mengerti kenapa Dunkleman menyukai gadis dengan dua kali tinggi badannya.

Credit : Giphy
Suatu hari di kelasnya, datanglah siswa pertukaran pelajar dari Swedia bernama Stig Mohllin. Cowok beramput panjang pirang itu langsung mencuri hatinya. Tidak hanya wajahnya yang ganteng, dia juga tinggi! Dan untuk pertama kalinya Jodi menemukan cowok yang perfect untuk tipenya! Yup, she’s just another girl to him because everyone in his country is just like her, TALL. Namun Jodi harus melakukan perubahan untuk mendapatkan perhatian Stig terlebih banyak cewek yang berusaha untuk mendekatinya termasuk Kimmy, si pembullly. Jodi pun meminta bantuan kakaknya, Harper. Namun karena mendapatkan olokan dari Kimmy cs, Jodi  pun mengurungkan niatnya.

Satu hari tanpa sengaja dia bertemu dengan Stig di sebuah ruang musik. Mereka bermain piano bersama. So romantic. Lalu pada malamnya Stig mengajak Jodi ketemuan untuk menonton film musikal dan Stig mulai merasakan ada sesuatu yang berbeda diantara mereka. Mengetahui hal tersebut Dunkleman mencoba untuk meyakinkan Stig untuk tetap fokus pada Kimmy, pacarnya, agar bisa menjadi raja pesta reuni nanti. Setuju akan nasehat Dunkleman, Stig pun menghindari Jodi.

Credit : Giphy
Hal ini membingungkan bagi Jodi karena sudah sangat berharap pada Stig. Parahnya lagi Stig yang sudah terlena dengan kepopulerannya ikut mengolok dan mempermalukan Jodi. Hal ini membuat Dunkleman marah bukan kepalang. Setelah melihat kejadian itu di sebuah video, Jodi memutuskan datang ke pesta reuni dengan percaya diri memakai high heels pemberian Dunkleman. Ia pun memberanikan diri untuk speak up di hadapan seluruh temannya tentang dirinya. Pada akhirnya Jodi juga tersadar bahwa apa yang dicarinya selama ini sudah lama ada di sisinya yaitu, Dunkleman.   

Tall girl Talking about “Tall Girl”

I kinda relate to this movie. Mungkin sekitar 50% cerita di film ini cocok dengan ceritaku. Bukan. Aku bukan cewek dengan tinggi badan yang super. Menurutku tinggi  badanku ini standar cuma 170 cm saja. Gak ada yang aneh, kan? Tapi tidak menurut sebagian orang di lingkunganku dulu. Mungkin karena aku berbeda? So the elementary school and middle school (the first two years) was the worst part of my life. Seriously! How about high school? Hmm… same but better. Thanks to my bestfriends.

Sama seperti karakter utama di film ini, aku merupakan siswi paling tinggi di kelas dan yup aku punya banyak julukan seperti tower, dan lain sebagainya. Persis banget kaya Jodi, setiap kali aku jalan selalu ada orang jahil yang memanggilku dengan nama-nama itu. Minder? Banget! Dulu waktu SD, aku ingat banget sempat merengek-rengek ke ibuku untuk pindah sekolah karena rasanya gak bisa diungkapin. It might sounds stupid for you who have never been in this situation but you’ll understand if you have.

Di bagian akhir film Tall Girl, Jodi si karakter utama speak up tentang dirinya di hadapan teman-temannya. Meskipun gak secara eksplisit sama seperti yang dilakukan oleh Jodi, tapi kerap kali aku membuktikan diri bahwa aku bisa. Ini penting banget kalian lakukan untuk menutup omongan sampis dan biar gak diremehin orang-orang lagi. Aku sudah membuktikannya. Salah satu kejadian paling epic dalam hidupku itu terjadi ketika aku duduk di sekolah menengah pertama. Ketika aku berhasil menjuarai lomba pidato bahasa Inggris (cuma tingkat satu sekolah aja sih hehehe), gak ada lagi orang yang memanggilku tower ketika aku lewat. Seneng banget rasanya waktu itu! It feels like I won a fight.

“Being a tall guy is great, but when you’re tall girl, it’s… it’s the only thing that  people see.”­ – Tall Girl Netflix

I feel u Jodi. I know what it is like people judging you from the outside. Prespektif orang-orang tidak bisa aku pungkiri sangat mempengaruhiku dulu. Hingga membuatku kehilangan rasa percaya diri dan ikut percaya pada omongan sampis mereka. Aku ingat dulu ada yang bilang aku itu aneh. “In what part?”, I said to myself. Being a tall girl? What’s so wrong with that!? Pikirku. Dulu juga ada yang bilang, “Emang gak ada yang deketin? Mungkin karena lo tinggi kali, ya?” Hmm… I don’t think so dude. Menurutku opinimu gak benar say karena mereka nya aja yang belum kenal dekat denganku. Hahahaha…

Mungkin dulu aku akan marah atau bahkan langsung down ketika ada orang yang memanggilku dengan sebutan-sebutan itu. Tapi sekarang kalo dipikir-pikir lucu juga ya betapa omongan orang yang gak bertanggung jawab sangat berpengaruh besar di kehidupan seseorang. Tapi aku merasa ketika orang-orang merendahkanku, meremehkanku, atau bahkan memanggilku dengan sebutan yang tidak aku sukai, malah membuatku semakin semangat untuk mengalahkan mereka dengan prestasi yang kupunya. 

Oh ya, dewasa ini aku semakin menerima diriku apa adanya dan semakin mencintai diriku sendiri. Aku bukan diriku yang dulu. Aku gak lagi mencoba untuk menyenangkan orang lain. Aku telah berusaha untuk menghormati diriku, pikiranku, mentalku, dan tak jarang menjadi egois untuk memprioritaskan diri kita sendiri itu penting lho. Yaudah aku emang tinggi. So what? Actually it's great being a tall girl! Ya... jadi cewek dengan tubuh tinggi itu menyenangkan! 😜




You Might Also Like

0 komentar